Sabtu, 23 Mei 2015

Blur

Siapakah rival nya dari Oasis ? Banyak ! Salah satunya Blur. Perlawanan sengit mereka sangat terasa di era 90-an dengan saling balas membalas satu dengan lainnya, meski pada akhirnya duo frontman Oasis dan Blur belakangan ini memutuskan untuk berdamai.

 
Blur di era 90-an
Blur sendiri adalah salah satu band pencetus britpop dieranya. Dibentuk pada tahun 1988 dengan nama Seymour, mereka memulai perjalanan mereka dengan bermain di kafe - kafe. Perjalanan terbesar mereka adalah disaat mereka memberikan demo mereka di tahun 1989 di label rekaman, Food. Dan disitulah perjalanan sesungguhnya telah dimulai, dengan formasi 4 orang yaitu Damon Albarn sebagai vokalis, Graham Coxon sebagai gitaris dan backing vokal, Alex James sebagai bassis, dan Dave Rowntree sebagai drummer dan formasi ini solid hingga sekarang. Dan akhirnya pihak Food menerima dan mau memberi kontrak pada mereka. Dan mereka memutuskan untuk mengganti namanya dengan Blur.

Di tahun 1990, Blur merilis single "She's So High" yang memulai perjalanan mereka di industri musik. Kesan shoegaze disini terasa sekali dan kesan ini kemudian berlanjut hingga album pertama mereka, "Leisure" yang dirilis setahun kemudian. Album ini terasa penuh dengan distorsi - distorsi yang cukup keras. Dan bisa dibilang Leisure adalah album Blur dengan aransemen tercadas yang pernah dibuat. Dalam segi penjualan, album ini dapat diterima dengan positif oleh penggemar musik dieranya.

Blur kemudian melanjutkan perjalanan mereka dengan munculnya album kedua mereka, "Modern Life is Rubbish" yang dirilis pada tahun 1993, meski sebelumnya mereka merilis single "Popscene". Di album kedua mereka, Blur coba untuk bertransformasi dari album mereka sebelumnya yang cenderung "keras". Dan album ini berhasil melakukan hal itu. Blur di album ini lebih dikenal banyak orang ketimbang album pertamanya dan nuansa Britpop nya lebih terasa. Namun sayang, meskipun lebih terkenal dari sebelumnya tapi dalam segi penjualan album ini kalah dari album pertamanya.

Tahun 1994, Blur kembali membuat kejutan dengan dirilisnya album ketiganya, "Parklife". Album ini coba untuk mengulang kesuksesan mereka dari album sebelumnya. Dan album ini berhasil melakukan hal yang serupa, bahkan ini adalah salah satu album tersukses Blur sepanjang sejarah. Nuansa britpop mereka lebih terasa di album ini ketimbang sebelumnya yang kadang cenderung ingin lebih banyak distorsi dibagian gitar.

Kesuksesan besar mereka berlanjut hingga tahun 1995 disaat mereka mengeluarkan album keempatnya, "The Great Escape". Sudah menjadi trademark sejak album sebelumnya, Blur kembali mencoba untuk mengulang kesuksesannya dengan mengusung musik Britpop. Dan album ini kembali berhasil melakukan hal itu. Namun ditahun yang sama pula band rival mereka, Oasis juga mengeluarkan album terbarunya. Dan disinilah persaingan mereka di era 90-an mulai. Mereka pun saling menyerang satu sama lain.

Seiring mulai meleburnya Britpop di dunia musik, Blur semakin tertantang untuk membuat album dengan keluar dari trademark mereka sebagai Britpop. Dan Blur coba memberikan hal itu dengan album kelimanya mereka yang diberi judul sama dengan nama band nya dirilis tahun 1997. Coxon disini pun berubah dalam segi aransemen dan cara permainannya yang cenderung mirip dengan band indie rock Amerika di zamannya. Dan Blur berhasil membuktikan bahwa mereka bisa melakukan hal lebih dari sebelumnya, meski masih ada sedikit unsur Britpopnya namun secara overall mereka berhasil keluar dari bayang - bayang mereka sebagai band Britpop.

Tahun 1998, mereka merilis versi remix dari album kelimanya dengan nama "Bustin' + Dronin'". Di salah satu remix mereka, ada William Orbit yang meremix salah satu lagu mereka dari album kelimanya. Dan William Orbit inilah yang menjadi produser terbaru mereka menggantikan Stephen Street yang sudah menjadi produser di lima album mereka.

Tahun 1999, menjadi pembuktian baru mereka bahwa mereka bisa melakukan hal yang lebih. Dan Blur berhasil membuktikan hal itu di album keenam mereka, "13". Blur di album ini secara total keluar dari trademark mereka, bukan hanya aransemen saja namun juga berdampak pada liriknya. Lirik nya penuh dengan nuansa curahan hati Damon Albarn, sang vokalis yang pada saat itu telah putus dari Justine Frischmann, vokalis Elastica di tahun 1998. Dan album ini yang benar - benar saya favoritkan, karena album ini adalah album Blur yang paling berani untuk keluar dari jalur mereka. Namun sayang, tersiar kabar bahwa album ini adalah album pemisah mereka secara personal. Dan ini juga berdampak hingga tahun 2002, ditengah rekaman album ketujuh mereka Coxon memutuskan keluar dari Blur akibat konflik dengan Damon Albarn.

Tahun 2000, mereka mengeluarkan "The Best of" sebagai kompilasi karya terbaik mereka. Tahun 2002, mereka mengeluarkan single "Don't Bomb When You're the Bomb" sayang single ini tidak seperti sebelumnya yang cenderung berhasil.

Blur pada tahun 2003 (setelah Coxon keluar)
Tahun 2003, pembuktian mereka berlanjut dengan merilisnya album ketujuh mereka "Think Tank". Setelah Coxon keluar dari formasi, Blur semakin tertantang lagi untuk membuat konsep yang baru. Dan ternyata konsep itu hampir sama persis dengan album Kid A dari Radiohead dengan meminimalisasi penggunaan sound gitar di album nya. Dan Blur berhasil membuktikan bahwa mereka masih bisa membuat hal yang lebih meskipun tanpa bantuan Coxon. Coxon sendiri masih menjadi gitaris meski hanya satu lagu saja. Dan setelah album ini keluar, semua personil Blur perlahan namun pasti sudah mulai sibuk dengan mainannya sendiri. Damon dengan band virtualnya Gorillaz yang sudah dibentuk sejak 1998 dan telah merilis album perdananya pada waktu itu, Dave juga sibuk dengan memproduseri beberapa album, serta Alex James sibuk dengan pabrik kejunya dan menjadi additional bass bagi musisi tertentu. Hal ini membuat Blur memutuskan untuk vakum sejenak hingga batas waktu yang tak ditentukan.

Hingga akhirnya tahun 2008, Blur memutuskan untuk kembali di dunia musik. Kembalinya Coxon di formasi, membuat Blur semakin hebat dari album ketujuh mereka. Dan kembalinya Blur sempat menjadi spekulasi bahwa Coxon dan Damon Albarn telah berdamai. Tahun 2010, mereka merilis video dokumentasi mereka "No Distance Left to Run" yang berisi perjalanan karier mereka di dunia musik.

Tahun 2012, Blur kembali dengan single lagu "Under the Westway" yang menjadi penantian para fans Blur sepanjang 4 tahun setelah mereka bersatu kembali. Dan single ini mendapat respon positif dari penggemar dan kritikus musik. Di tahun yang sama mereka merilis video konser "Parklive" yang merupakan konser mereka di Hyde Park, London. Setelah merilis video konser ini, sempat tersiar kabar lagi bahwa Blur akan bubar. Namun sang vokalis, Damon Albarn langsung menyanggah hal itu.

Blur di tahun 2014
Tahun 2015, Blur kembali dengan album kedelapannya "The Magic Whip". Ini adalah merupakan album penantian para penggemarnya setelah hampir 12 tahun tidak merilis album terbaru mereka sejak "Think Tank" dirilis. Kembalinya Coxon di formasi pada album terbarunya membuat Blur semakin kuat dalam hal aransemennya. Di album ini, Blur mencoba membawa nuansa retro mereka dalam hal aransemen, dan beberapa lagu mereka memiliki aransemen yang hampir sama dengan album keenam mereka, "13". Satu hal yang unik dari album ini adalah mereka merekam hampir semua lagunya di Hongkong. Dan album ini tak luput dari kesuksesannya, menjadi band penantian semua orang membuat album ini terdongkrak banyak. Namun pada awalnya banyak yang mengira bahwa pemberitahuan album ini akan menjadi sebuah isapan jempol. Karena beberapa kali diberitakan akan keluar album baru, Blur selalu membantahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar