Rabu, 18 Februari 2015

Linkin Park

Linkin Park mungkin bisa dibilang menjadi salah satu band pamungkas yang sukses dengan aliran Nu-Metal di era 2000-an. Namun mereka saat ini memiliki rival yang kebetulan memiliki genre yang sama, yaitu Limp Bizkit yang memulai kariernya terlebih dahulu ketimbang Linkin Park.

Linkin Park sendiri dibentuk pada tahun 1996 (pada saat itu bandnya masih bernama Xero) dengan formasi Mark Wakefield sebagai vokalis, Mike Shinoda sebagai rapper dan gitaris, Brad Delson sebagai gitaris, Dave "Phoenix" Farrel sebagai bassis, dan Rob Bourdon sebagai drummer. Namun pada tahun 1998, Dave memutuskan untuk keluar dari Xero (pada saat itu) karena ingin kembali dengan band lamanya, Tasty Snax.

Kemudian pada tahun yang sama pula, band ini mengubah namanya dari Xero menjadi Hybrid Theory, alasannya karena Xero sendiri sudah dipakai oleh band lain. Pada tahun 1999, Mark Wakefield memilih untuk keluar dari band karena ingin mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Dan akhirnya posisi Mark diisi oleh Chester Bennington hingga saat ini dan namanya pun berubah menjadi Linkin Park. Linkin Park sendiri namanya diambil dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Dan pada tahun yang sama mereka mengeluarkan versi EP (Extended Play) dari Hybrid Theory, meski beberapa kali banyak perusahaan label menolak album ini. Joe Hahn sebagai DJ akhirnya pun bergabung dengan band ini.



Formasi awal Linkin Park

Pada tahun 2000, adalah masa emas bagi Linkin Park karena untuk pertama kalinya mereka membuat album sendiri dengan nama Hybrid Theory. Dan album ini sukses di pasar berkat beberapa lagu mereka seperti "Papercut", "One Step Closer", "A Place for My Head", "In the End" yang meraih sukses lebih untuk album ini. Dan saya rasa, album Hybrid Theory ini bisa dibilang sebagai masa emas Linkin Park yang murni dengan aliran Nu-Metal, karena komposisi lagunya sendiri tidak main-main, memang liriknya tidak se-agresif Limp Bizkit namun musik Linkin Park di album ini terhitung ala-kadarnya sebagai band Nu-Metal.

Pada tahun 2001, Dave memutuskan untuk kembali ke Linkin Park. Dan pada tahun itu pula, Linkin Park memulai tur mereka untuk album pertama, Hybrid Theory tour. Pada saat mereka sedang melakukan tur, beberapa produser me-remix ulang lagu - lagu mereka di album Hybrid Theory dan akhirnya dirilis album bernama "Reanimation" pada tahun 2002.

Pada 2003, mereka muncul kembali dengan album kedua mereka "Meteora", dan bisa dibilang album ini adalah momentum Linkin Park dalam kesuksesan mereka sepanjang karier. Karena, beberapa lagu di album mereka seperti "Numb" dan "Somewhere I Belong" menjadi hits di beberapa negara termasuk Indonesia. Dan di album ini, mereka sedikit bermain dengan genre baru. Itu terbukti di lagu "Nobody's Listening", mereka mengusung genre electro. Dan saya rasa, album "Meteora" adalah album terbaik & tersukses sepanjang karier Linkin Park.

Pada 2004, mereka menggandeng rapper Jay-Z atas permintaan dari MTV. Collision Course adalah album kolaborasi Linkin Park dengan Jay-Z yang berisi lagu - lagu remix dari album "Hybrid Theory" dan "Meteora" serta dari album solo Jay-Z sendiri. Dan album ini mendapatkan penghargaan Grammy Award sebagai "Lagu Rap Terbaik" dan "Kolaborasi Terbaik".

Pada tahun 2007, mereka kembali meluncurkan album ketiga nya "Minutes to Midnight", disini mereka benar-benar bermain dengan genre electro mereka, meski beberapa lagu dari album ini masih kental dengan genre Nu-Metal. "Given Up" adalah salah satu lagu tersukses di album ini benar - benar menyajikan suasana yang berbeda dari lagu - lagu mereka sebelumnya. "Minutes to Midnight" mungkin menjadi salah satu album Linkin Park dimana mereka menyajikan yang berbeda dibandingkan 2 album mereka sebelumnya.




Kesuksesan mereka berlanjut hingga tahun 2010 mereka kembali dengan karya terbaru mereka "A Thousand Suns". Disini lah benar - benar momentum dimana Linkin Park sudah mulai berbeda dibandingkan 3 album sebelumnya. Di album ini, mereka benar - benar menyajikan lagu - lagu dengan genre electro rock dan tidak ada satupun lagu di album ini yang masih kental dengan genre Nu-Metal murni. Di album ini pula, Linkin Park bereksperimen lagunya dengan menyertakan suara pidato, salah satunya dari pidato "Marthin Luther King, Jr.". Saya rasa album ini adalah album Linkin Park yang sangat berbeda dari album terdahulu mereka, karena konsepnya benar - benar electro murni tanpa adanya "campuran" dari genre Nu-Metal.

Meski penjualannya tidak sebagus 3 album sebelumnya, tampaknya Linkin Park tidak mau menyerah. Pada tahun 2012, mereka merilis album kelima mereka "Living Things". Disini lah mereka masih konsisten dengan genre electro rock nya namun dengan menambah sedikit genre EDM (Electronic Dance Music). Di album ini, ada 1 lagu yang menurut saya yang masih agak sedikit nge-rock, yaitu "Victimized". Kalau anda perhatikan lagunya, masih kental adanya suara drum murni tanpa adanya suara dari drum mode hip-hop, begitupun gitarnya yang masih murni dengan gitar rekaman biasa tanpa adanya ubahan menjadi electro."Living Things" mungkin menjadi salah satu album electro Linkin Park terbaik yang saya pernah dengar.

Di tahun 2013, mereka meluncurkan album remix kedua mereka "Recharged". Di album ini, mereka menambahkan 1 lagu baru yaitu "A Light That Never Comes" yang berkolaborasi dengan Steve Aoki. Disini, Linkin Park me-remix 10 lagu dari "Living Things". Album ini benar - benar EDM murni dengan dub-step yang menghentak di setiap lagunya. Remix di "Recharged" ini sama sekali berbeda di bandingkan dengan "Reanimation" yang masih kentara dengan unsur electro rock nya.

Album keenam ini dirilis pada tahun 2014, berjudul "The Hunting Party". Disinilah mereka benar - benar kembali dengan genre rock mereka yang sudah lama menghilang sejak album "Minutes to Midnight". Album ini pun juga disambut meriah oleh penggemar Linkin Park sendiri, terutama mereka yang sudah "kangen" dengan genre rock murni dari Linkin Park. Di album ini, mereka benar - benar memakai genre rock modern dan aransemennya berbeda dengan album pertama mereka. Dan di album ini pula, 2 anggota Linkin Park (Mike Shinoda dan Brad Delson) benar - benar memproduseri nya sendiri tanpa adanya bantuan dari produser Rick Rubin yang sudah bersama sejak 3 album mereka sebelumnya, meski dalam bagian mixing masih tetap konsisten dengan Andy Wallace sejak awal mereka berkarier
. Di album ini, mereka menggandeng banyak musisi - musisi terkenal, seperti rapper legendaris, Rakim, Tom Morello, dan Daron Malakian. "The Hunting Party" benar - benar saya bilang sebagai "Better Back".

Di 2017, Linkin Park akhirnya kembali dengan album terbaru mereka berjudul "One More Light" dengan mengandalkan single "Heavy" yang berkolaborasi dengan penyanyi pendatang baru, Kiiara. Album ini bisa dibilang cukup kontroversial dari segi aransemen dan genrenya yang benar-benar cenderung electro-pop. Dan ini menjadi sedikit kesedihan terbesar terutama dari para fans Linkin Park yang tentu saja menginginkan sentuhan rock di album teranyar ini, dan hasil review pun turun sangat signifikan, bahkan dengan skor review terendah dari semua album Linkin Park yang pernah ada.

2 bulan setelah album "One More Light" keluar, tepatnya 20 Juli 2017 sebuah berita mengejutkan datang dari band ini. Sang vokalis, Chester Bennington meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya di Los Angeles. Kematiannya ini tepat 1 jam setelah Linkin Park mengunggah video terbaru dari salah satu single di album "One More Light" berjudul "Talking to Myself". Karena kematiannya, seluruh fans Linkin Park dari seluruh dunia pun ikut berduka atas kematiannya yang menggegerkan dunia maya, dan video "Talking to Myself" pun menjadi trending topic serta dibanjiri dengan komentar berduka. Dan karena kematiannya, sisa jadwal Tour untuk mempromosikan album ini yang sudah berjalan selama 1,5 bulan pun dibatalkan, dan pihak promotor dari Tour ini akan mengembalikan seluruh tiket yang telah dipesan.

Salah satu penyebab kematiannya karena beberapa tahun belakangan, Chester Bennington sedang berjuang untuk lepas dari keterikatan narkoba dan obat - obatan terlarang yang sudah akrab selama beberapa tahun. Serta hal yang paling unik dari dibalik kematiannya yaitu tanggal kematian Chester pun sama dengan tanggal kelahiran dari Alm. Chris Cornell, vokalis dari band Audioslave dan Soundgarden. Bukan tanpa sebab, Chester yang sangat dekat dengan Chris Cornell ini merasa sangat kehilangan atas kematian Chris Cornell yang meninggal juga dengan gantung diri pada 18 Mei 2017. Mungkin saja untuk menghargai Chris, Chester pun juga meninggal dengan cara yang sama dan di tanggal ulang tahun dari Chris.

Sekian dari blog ini mudah - mudahan bagi fans Linkin Park di Indonesia bisa tahu perjalanan Linkin Park dari awal hingga saat ini. Trima kasih & Cheers......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar