Senin, 25 Mei 2015

10 album Alternative Rock 90-an terbaik sepanjang masa

Era 90-an memang menjadi salah satu era kejayaan emas musik dunia. Ini bisa terjadi karena diera ini banyak band yang muncul dengan genre yang bisa dibilang baru dan tidak biasa.

Namun salah satu genre yang benar - benar sukses di eranya adalah Alternative Rock. Sudah banyak album band alternative rock yang dicetak diera 90-an, namun tentu saja dari semua itu pasti ada yang terbaik. Inilah 10 album alternative rock di era 90-an terbaik sepanjang masa:

10. Suede - Dog Man Star (1994)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/0/06/Dog_man_star.jpg

Album ini merupakan album kedua Suede yang dikeluarkan. Suede di album ini berhasil melakukan hal yang bisa dibilang aneh dan tidak biasa, meski tidak ketinggalan dengan trademarknya sebagai band britpop. Namun secara keseluruhan album ini menggabungkan glam rock, orchestra, dan lainnya. Dan bisa dibilang bahwa ini salah satu album alternative rock era 90-an terbaik yang pernah ada.

9. Nirvana - In Utero (1993)


 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/e/e5/In_Utero_(Nirvana)_album_cover.jpg

Mengulang kesuksesan di album keduanya, "Nevermind" Nirvana kali ini mencoba peruntungan yang sama sebagai band grunge di eranya. Dan album ketiga Nirvana ini terbukti bisa melakukan hal itu dengan sangat luar biasa dan mengulang kesuksesan yang sama. Album ini adalah album terakhir Nirvana sepanjang kariernya, karena di tahun 1994, Nirvana memutuskan untuk bubar setelah kematian dari Kurt Cobain, sang vokalis dan gitarisnya.

8. Blur - self titled (1997)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/b/b1/Blur_Blur.jpg

Blur menjadi salah satu pelopor britpop dieranya setelah Pulp. Di tahun 1997, Blur meluncurkan album kelima dengan nama yang sama dengan bandnya. Disini, Blur mencoba untuk sedikit keluar dari jalurnya karena seiring meleburnya britpop ditahun itu. Dan Blur kembali membuktikan bahwa mereka bisa melakukan hal yang menyimpang dari trademark mereka. "Song 2" yang menjadi salah satu single di album ini menjadi lagu Blur yang melegenda hingga saat ini dan sempat dipakai untuk soundtrack FIFA 1998.

7. Blur - 13 (1999)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/1a/Blur13.jpg

Setelah sukses secara komersil lewat album kelimanya, Blur kembali ingin melakukan hal yang baru dengan album "13". Album ini secara total keluar dari trademark mereka sebagai band britpop. Dengan genre experimental yang terbilang kental di album ini dan lirik yang penuh dengan curahan hati menjadikan album "13" sebagai album terjenius dan mengharukan yang pernah dibuat oleh Blur. Namun tersiar kabar bahwa album "13" adalah album yang memisahkan mereka secara personal yang berujung Graham Coxon ditahun 2002 memutuskan untuk keluar karena adanya konflik dengan personel lainnya.

6. Green Day - Dookie (1994)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/4/4b/Green_Day_-_Dookie_cover.jpg

Green Day hingga saat ini terkenal dengan aliran alternative punk nya. Dookie menjadi salah satu masterpiece Green Day yang pernah dibuat. Sebagai pelopor alternative punk di eranya, membuat Green Day disanjungi banyak orang. Aransemen nya yang terbilang tidak begitu menjlimet membuat album ini sukses secara komersil dan langsung cepat diterima oleh kalangan pendengar.

5. Blur - Parklife (1994)










http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/7/7d/BlurParklife.jpg

Blur kembali lagi dengan album ketiganya. Dan bisa dibilang Blur dialbum ini benar - benar
 bertransformasi dari dua album sebelumnya yang cenderung gitarnya penuh dengan distorsi keras. Album ini cenderung lebih halus dan lebih fun untuk didengar. Maka tak heran album ini menjadi album Blur yang sukses secara komersil. Dan kesuksesan album ini berlanjut ke "The Great Escape" yang juga mengulangi kesuksesannya secara komersil.

4. Oasis - Definitely Maybe (1994)

 http://nme.assets.ipccdn.co.uk/images/gallery/1994oasisdefinitelymaybe600.jpg

Oasis memulai karier mereka dengan album ini. Album ini bisa dibilang menjadi salah satu album Oasis terbaik di era 90-an. Dengan aransemen britpop yang bercampur dengan alternative rock membuat musiknya terdengar keras dan terkesan cadas. Definitely Maybe mendapatkan respon positif dari para pendengarnya dan kritikus musik.

3. Radiohead - OK Computer (1997)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/a/a1/Radiohead.okcomputer.albumart.jpg

Radiohead diera nya dikenal sebagai band yang berani melakukan hal yang berbeda. Dan mereka berhasil membuktikannya di album ini. OK Computer berhasil menggabungkan beberapa esensi tertentu yaitu alternative rock dan sedikit electro dan experimental yang membuat album ini terasa greget dan sangar. Maka tak heran album ini menjadi pembahasan banyak kalangan bukan hanya orang - orang biasa namun para kritikus musik memuji album ini.

2. Nirvana - Nevermind (1991)

 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/b/b7/NirvanaNevermindalbumcover.jpg

Menjadi band pelopor grunge dieranya membuat Nirvana semakin tertantang diera itu untuk menyajikan hal yang berbeda. Kegagalan album pertama mereka "Bleach" membuat mereka harus berpikir untuk memperkenal grunge di momen yang tepat. Dan Nirvana memilih momen itu di awal era 90-an, dan Nirvana berhasil dengan strategi itu. Dan single "Smells Like Teen Spirit" menjadi lagu Nirvana yang melegenda sepanjang kariernya.

1. Oasis - (What's the Story) Morning Glory? (1995)

 http://cps-static.rovicorp.com/3/JPG_400/MI0001/567/MI0001567975.jpg?partner=allrovi.com

Oasis kembali melanjutkan kesuksesan mereka di album pertama dengan merilis album kedua ini. Album kedua ini bisa dibilang menjadi album Oasis yang tersukses dan terbaik sepanjang sejarah. Karena mereka mengaransemen lagunya tidak terlalu cadas dan kalangan pendengar langsung bisa menerima album ini dengan baik ketimbang album pertama yang terkesan "keras".

Sabtu, 23 Mei 2015

Blur

Siapakah rival nya dari Oasis ? Banyak ! Salah satunya Blur. Perlawanan sengit mereka sangat terasa di era 90-an dengan saling balas membalas satu dengan lainnya, meski pada akhirnya duo frontman Oasis dan Blur belakangan ini memutuskan untuk berdamai.

 
Blur di era 90-an
Blur sendiri adalah salah satu band pencetus britpop dieranya. Dibentuk pada tahun 1988 dengan nama Seymour, mereka memulai perjalanan mereka dengan bermain di kafe - kafe. Perjalanan terbesar mereka adalah disaat mereka memberikan demo mereka di tahun 1989 di label rekaman, Food. Dan disitulah perjalanan sesungguhnya telah dimulai, dengan formasi 4 orang yaitu Damon Albarn sebagai vokalis, Graham Coxon sebagai gitaris dan backing vokal, Alex James sebagai bassis, dan Dave Rowntree sebagai drummer dan formasi ini solid hingga sekarang. Dan akhirnya pihak Food menerima dan mau memberi kontrak pada mereka. Dan mereka memutuskan untuk mengganti namanya dengan Blur.

Di tahun 1990, Blur merilis single "She's So High" yang memulai perjalanan mereka di industri musik. Kesan shoegaze disini terasa sekali dan kesan ini kemudian berlanjut hingga album pertama mereka, "Leisure" yang dirilis setahun kemudian. Album ini terasa penuh dengan distorsi - distorsi yang cukup keras. Dan bisa dibilang Leisure adalah album Blur dengan aransemen tercadas yang pernah dibuat. Dalam segi penjualan, album ini dapat diterima dengan positif oleh penggemar musik dieranya.

Blur kemudian melanjutkan perjalanan mereka dengan munculnya album kedua mereka, "Modern Life is Rubbish" yang dirilis pada tahun 1993, meski sebelumnya mereka merilis single "Popscene". Di album kedua mereka, Blur coba untuk bertransformasi dari album mereka sebelumnya yang cenderung "keras". Dan album ini berhasil melakukan hal itu. Blur di album ini lebih dikenal banyak orang ketimbang album pertamanya dan nuansa Britpop nya lebih terasa. Namun sayang, meskipun lebih terkenal dari sebelumnya tapi dalam segi penjualan album ini kalah dari album pertamanya.

Tahun 1994, Blur kembali membuat kejutan dengan dirilisnya album ketiganya, "Parklife". Album ini coba untuk mengulang kesuksesan mereka dari album sebelumnya. Dan album ini berhasil melakukan hal yang serupa, bahkan ini adalah salah satu album tersukses Blur sepanjang sejarah. Nuansa britpop mereka lebih terasa di album ini ketimbang sebelumnya yang kadang cenderung ingin lebih banyak distorsi dibagian gitar.

Kesuksesan besar mereka berlanjut hingga tahun 1995 disaat mereka mengeluarkan album keempatnya, "The Great Escape". Sudah menjadi trademark sejak album sebelumnya, Blur kembali mencoba untuk mengulang kesuksesannya dengan mengusung musik Britpop. Dan album ini kembali berhasil melakukan hal itu. Namun ditahun yang sama pula band rival mereka, Oasis juga mengeluarkan album terbarunya. Dan disinilah persaingan mereka di era 90-an mulai. Mereka pun saling menyerang satu sama lain.

Seiring mulai meleburnya Britpop di dunia musik, Blur semakin tertantang untuk membuat album dengan keluar dari trademark mereka sebagai Britpop. Dan Blur coba memberikan hal itu dengan album kelimanya mereka yang diberi judul sama dengan nama band nya dirilis tahun 1997. Coxon disini pun berubah dalam segi aransemen dan cara permainannya yang cenderung mirip dengan band indie rock Amerika di zamannya. Dan Blur berhasil membuktikan bahwa mereka bisa melakukan hal lebih dari sebelumnya, meski masih ada sedikit unsur Britpopnya namun secara overall mereka berhasil keluar dari bayang - bayang mereka sebagai band Britpop.

Tahun 1998, mereka merilis versi remix dari album kelimanya dengan nama "Bustin' + Dronin'". Di salah satu remix mereka, ada William Orbit yang meremix salah satu lagu mereka dari album kelimanya. Dan William Orbit inilah yang menjadi produser terbaru mereka menggantikan Stephen Street yang sudah menjadi produser di lima album mereka.

Tahun 1999, menjadi pembuktian baru mereka bahwa mereka bisa melakukan hal yang lebih. Dan Blur berhasil membuktikan hal itu di album keenam mereka, "13". Blur di album ini secara total keluar dari trademark mereka, bukan hanya aransemen saja namun juga berdampak pada liriknya. Lirik nya penuh dengan nuansa curahan hati Damon Albarn, sang vokalis yang pada saat itu telah putus dari Justine Frischmann, vokalis Elastica di tahun 1998. Dan album ini yang benar - benar saya favoritkan, karena album ini adalah album Blur yang paling berani untuk keluar dari jalur mereka. Namun sayang, tersiar kabar bahwa album ini adalah album pemisah mereka secara personal. Dan ini juga berdampak hingga tahun 2002, ditengah rekaman album ketujuh mereka Coxon memutuskan keluar dari Blur akibat konflik dengan Damon Albarn.

Tahun 2000, mereka mengeluarkan "The Best of" sebagai kompilasi karya terbaik mereka. Tahun 2002, mereka mengeluarkan single "Don't Bomb When You're the Bomb" sayang single ini tidak seperti sebelumnya yang cenderung berhasil.

Blur pada tahun 2003 (setelah Coxon keluar)
Tahun 2003, pembuktian mereka berlanjut dengan merilisnya album ketujuh mereka "Think Tank". Setelah Coxon keluar dari formasi, Blur semakin tertantang lagi untuk membuat konsep yang baru. Dan ternyata konsep itu hampir sama persis dengan album Kid A dari Radiohead dengan meminimalisasi penggunaan sound gitar di album nya. Dan Blur berhasil membuktikan bahwa mereka masih bisa membuat hal yang lebih meskipun tanpa bantuan Coxon. Coxon sendiri masih menjadi gitaris meski hanya satu lagu saja. Dan setelah album ini keluar, semua personil Blur perlahan namun pasti sudah mulai sibuk dengan mainannya sendiri. Damon dengan band virtualnya Gorillaz yang sudah dibentuk sejak 1998 dan telah merilis album perdananya pada waktu itu, Dave juga sibuk dengan memproduseri beberapa album, serta Alex James sibuk dengan pabrik kejunya dan menjadi additional bass bagi musisi tertentu. Hal ini membuat Blur memutuskan untuk vakum sejenak hingga batas waktu yang tak ditentukan.

Hingga akhirnya tahun 2008, Blur memutuskan untuk kembali di dunia musik. Kembalinya Coxon di formasi, membuat Blur semakin hebat dari album ketujuh mereka. Dan kembalinya Blur sempat menjadi spekulasi bahwa Coxon dan Damon Albarn telah berdamai. Tahun 2010, mereka merilis video dokumentasi mereka "No Distance Left to Run" yang berisi perjalanan karier mereka di dunia musik.

Tahun 2012, Blur kembali dengan single lagu "Under the Westway" yang menjadi penantian para fans Blur sepanjang 4 tahun setelah mereka bersatu kembali. Dan single ini mendapat respon positif dari penggemar dan kritikus musik. Di tahun yang sama mereka merilis video konser "Parklive" yang merupakan konser mereka di Hyde Park, London. Setelah merilis video konser ini, sempat tersiar kabar lagi bahwa Blur akan bubar. Namun sang vokalis, Damon Albarn langsung menyanggah hal itu.

Blur di tahun 2014
Tahun 2015, Blur kembali dengan album kedelapannya "The Magic Whip". Ini adalah merupakan album penantian para penggemarnya setelah hampir 12 tahun tidak merilis album terbaru mereka sejak "Think Tank" dirilis. Kembalinya Coxon di formasi pada album terbarunya membuat Blur semakin kuat dalam hal aransemennya. Di album ini, Blur mencoba membawa nuansa retro mereka dalam hal aransemen, dan beberapa lagu mereka memiliki aransemen yang hampir sama dengan album keenam mereka, "13". Satu hal yang unik dari album ini adalah mereka merekam hampir semua lagunya di Hongkong. Dan album ini tak luput dari kesuksesannya, menjadi band penantian semua orang membuat album ini terdongkrak banyak. Namun pada awalnya banyak yang mengira bahwa pemberitahuan album ini akan menjadi sebuah isapan jempol. Karena beberapa kali diberitakan akan keluar album baru, Blur selalu membantahnya.

Minggu, 12 April 2015

Radiohead - OK Computer

Era 90-an memang menjadi salah satu era terbaik sepanjang sejarah musik dunia setelah era 60-an yang sudah dilakukan oleh banyak band dieranya. Kenapa Era 90-an bisa dibilang masa terbaik ? Mungkin kebanyakan dari kita merasa 90-an kesannya biasa saja atau bahkan hampir sama seperti era 2000-an. Namun ada satu hal yang menjadikan era 90-an terbaik sepanjang sejarah musik dunia karena INOVASI. Era 90-an banyak melahirkan genre - genre yang sebenarnya tidak terjadi di era - era sebelumnya, misal saja Grunge yang dipelopori oleh Nirvana, Britpop dipelopori oleh Blur dan Oasis. Juga satu genre yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh pendengar musik cerdas yaitu experimental rock yang mungkin di era 90-an bahkan sampai sekarang tetap dipelopori oleh Radiohead karena hanya band inilah yang masih tetap konsisten dijalur ini.



Banyak sekali album hebat yang dilahirkan di era 90-an ini. Salah satunya adalah "OK Computer" yang akan saya bahas sekarang. "OK Computer" sendiri dirilis pada tahun 1997 sebagai album ketiga dari Radiohead. Album ini memang banyak orang bilang sebagai album masterpiece Radiohead sepanjang sejarah. Dan saya juga mengatakan hal yang sama.

Sebenarnya apa sih yang membuat berbeda album ini dibandingkan 2 album sebelumnya ? Yang jelas musiknya berbeda. Namun satu hal yang menjadi pembeda kuat adalah band ini adalah satu - satunya yang berani mengusung genre experimental rock yang kebanyakan band rock tidak berani melakukan hal ini. Menjadi band yang berbeda, maka Radiohead harus benar - benar mencari racikan yang pas untuk album ini.

Dan itu sudah terjadi. Album ini benar - benar memiliki kesan yang berbeda dibanding 2 album sebelumnya. Kalau di 2 album sebelumnya kental akan alternative rocknya, maka di album ini hampir semua genre tercampur. Mulai dari rock, experimental rock, slow music, electro rock. Dan kali ini saya akan membahas album ini secara detailnya sesuai dengan objektifitas saya sebagai pendengar.

Album ini dibuka dengan lagu "Airbag". Jujur saja, saat pertama kali mendengar judul tersebut saya agak dibuat bingung apakah judul lagu ini diambil dari basis keselamatan didalam mobil. Dan ternyata saya benar, hampir keseluruhan isi lagu ini adalah menceritakan tentang keselamatan dari berbagai masalah. Maka di akhir lirik terdengar kata - kata, "Airbag is save my life" mungkin itu pas dengan fungsi airbag di mobil pada umumnya. Juga dengan racikan musik yang jujur saja masih kental akan alternative rock ala "The Bends" namun dengan beat yang sedikit pelan. Ini adalah salah satu lagu Radiohead yang saya suka.

Kemudian setelah ketukan sebanyak 4 kali di akhir lagu "Airbag" kemudian disambung langsung dengan "Paranoid Android" yang juga menjadi salah satu single di album ini. Awalnya saya mendengar lagu ini agak terasa aneh ditelinga. Di bagian awal lagu ini terasa slow. Begitu kebagian tengah, lagu ini terasa cadas dan sangat berbeda racikannya dari album sebelumnya. Kemudian di bagian akhir melodynya sama seperti dibagian tengah, namun dengan campuran electro nya membuat rasanya ini adalah lagu Radiohead tercadas yang pernah dibuat.

Dilanjutkan oleh "Subterranean Homesick Alien" saya rasa agak cukup membosankan tapi sedikit menghibur. Dengan nuansa yang slow namun campur dengan rock, saya rasa ini adalah lagu slow rock Radiohead yang pernah dibuat.

Kemudian lanjut dengan "Exit Music" dan "Let Down". Jujur saja lagu ini adalah lagu Radiohead yang membuat saya agak bosan. Karena dengan nuansa yang terbilang biasa saja, maka saya rasa ini adalah 2 lagu Radiohead yang kurang saya suke di album ini.

"Karma Police" menjadi lagu selanjutnya dan salah satu single dari album ini. Lagu ini terasa cukup menenangkan untuk didengar. Dengan alunan keyboard ala Jonny Greenwood dengan gitar rock nya membuat saya agak tenang mendengarkan lagu ini.

"Fitter Happier" adalah lagu selanjutnya. Lagu ini hanyalah sebuah spoken dari Thom Yorke.

Selanjutnya album ini dilanjutkan dengan "Electioneering". Lagu ini dimulai dengan suara tamborin yang kemudian dilanjutkan dengan gitar khas Jonny Greenwood yang keras. Kemudian lagu ini berjalan dengan mulus dan saya terasa enjoy dengan lagu ini. Nuansa rock benar - benar terasa dilagu ini.

"Climbing Up the Walls" menjadi lagu selanjutnya di album ini. Saya memiliki perasaan yang sama dengan "Let Down" dan "Exit Music". Lagunya terasa agak membosankan, namun saya memiliki lagu tersebut di HP saya karena lagu ini masih cukup menghibur untuk didengar.

"No Surprises" menjadi lagu kesepuluh dan salah satu single di album ini. Mungkin ini adalah single di album ini dengan nuansa slow. Video Clip di album ini juga terasa lumayan aktraktif dengan menampilkan wajah Thom Yorke yang kepalanya ditaruh sebuah kotak labirin kecil.

Nuansa slow di album ini juga berlanjut dengan lagu "Lucky" dan lanjut dilagu terakhir "The Tourist" yang bernuansa full slow yang membawa saya ke dimensi yang berbeda di album ini.

Album ini saya bilang menjadi banyak perpaduan banyak genre. Maka tak salah dibilang bahwa album ini adalah masterpiece Radiohead yang pernah ada. Album ini juga mendapatkan rating yang sangat bagus dari beberapa referensi musik dunia dan sering mendapat tempat tersendiri dalam pembahasan album terbaik sepanjang masa.

Jumat, 20 Februari 2015

Oasis

Siapa yang tak kenal dengan the Beatles ? Band tersebut adalah band revolusioner di era 60-an yang mengubah persepsi kita dengan musik rock dijamannya. Dahulu hingga sekarang, mungkin banyak band yang ingin the Beatles menjadi inspirasi banyak band di dunia. Sayangnya, pasar musik yang ketat membuat banyak band yang menjadikan the Beatles inspirasi tidak berhasil mencapai kesuksesannya.

Mungkin saat ini, sedikit band yang ingin the Beatles menjadi inspirasinya bisa sukses di tengah maraknya musik yang ketat persaingannya. Salah satunya OASIS. Oasis sendiri sejak awal berdiri memiliki komitmen bahwa the Beatles menjadi band inspirasi mereka dalam bermusik. Oasis sendiri dibentuk pada tahun 1991 dengan nama "The Rain". Formasinya yaitu Liam Gallagher sebagai vokalis, Paul "Bonehead" Arthurs sebagai gitaris, Paul "Guigsy" McGuigan sebagai bassis, dan Tony McCarroll sebagai drummer. Tak lama setelah band ini berdiri, akhirnya mereka mengubah nama bandnya menjadi Oasis. Setelah itu, Noel Gallagher yang kebetulan kakak dari Liam ingin bergabung dengan Oasis, namun dengan syarat bahwa Noel harus menjadi ketua dari band ini. Akhirnya Noel setuju dan bergabung di posisi gitaris dan vokalis.

Pada tahun 1993, Oasis memberikan demo mereka ke label "Creation Records". Akhirnya "Creation Records" yang pemiliknya adalah Alan McGee setuju untuk memberi kontrak pada Oasis. Desember 1993, Oasis memulai proses rekaman album pertamanya. Akhirnya album pertama mereka, "Definitely Maybe" keluar di tahun 1994. Album ini mendapat respon positif dari pendengarnya. Aransemennya sendiri bisa dibilang apa adanya sebagai band alternative rock dan britpop dijamannya. Satu hal yang cukup menarik di album ini adalah lagu "Live Forever" adalah lagu curahan hati mereka tentang kematian para musisi - musisi legendaris yang mengenaskan. Judul lagu tersebut menjadi sebutan para fans Oasis bahwa band ini tetap selamanya ada di hati para pendengarnya.

Tahun 1995, adalah masa kejayaan Oasis menjadi sebuah persaingan. Di kala itu, juga ada band Blur yang mengeluarkan karya terbarunya, "The Great Escape". Oasis pun juga mengeluarkan album kedua "(What's the Story) Morning Glory ?" sebagai jurusnya. Salah satu single Oasis, "Roll with It" pun diadu dengan single Blur, "Country House". Hasilnya memang single Oasis kalah, namun dalam hal penjualan album Oasis masih cukup laku. Aransemen nya sendiri di album kedua Oasis tidak jauh berbeda dari album pertama namun dengan lagu - lagu yang bisa dibilang cukup melegenda hingga saat ini. "(What's the Story) Morning Glory ?" menjadi album terbaik Oasis yang pernah dibuat dan single - single nya melegenda hingga saat ini. Album ini sekaligus menjadi album yang memperkenalkan personel baru mereka, Alan White sebagai drummer karena Tony McCarroll keluar dari band ini setelah single "Some Might Say" yang juga ada di album ini dirilis.

Seiring britpop mulai melebur, Oasis berusaha menyajikan hal serupa. Tahun 1997, adalah pembuktian bahwa Oasis masih bisa menjadi britpop sesungguhnya dengan album "Be Here Now". Sayangnya hal itu tidak terjadi. "Be Here Now" memiliki aransemen musik yang berbeda dari 2 album sebelumnya yang jauh dari kesan britpop namun dengan aransemen rock yang benar - benar berat. Jadi bisa dibilang "Be Here Now" adalah album Oasis yang memiliki aransemen musik terberat yang pernah dibuat.

Tahun 1998, Oasis meluncurkan "The Masterplan" yang berisi 14 lagu dari b-sides beberapa single Oasis dari album "Definitely Maybe" hingga "Be Here Now". Tahun 1999 menjadi tahun yang cukup sulit untuk Oasis bisa mengeluarkan karya baru lagi. Karena beberapa masalah internal menimpa di band ini. Pertama adalah masalah penutupan label "Creation Records" yang membuat Oasis harus berpikir - pikir untuk mencari label baru lagi. Kedua adalah masalah anggota band. "Bonehead" memutuskan keluar dari band ini karena alasan ingin lebih menghabiskan waktu bersama keluarga. Tak lama kemudian, "Guigsy" juga memilih keluar karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Akhirnya, masalah - masalah tersebut dapat terselesaikan dengan Noel membuat label sendiri, "Big Brother".

Akhirnya tak lama setelah labelnya sendiri dibentuk, Oasis mulai mengerjakan album terbarunya dengan sisa 3 personel saja. Tak lama setelah album barunya selesai direkam, Gem Archer masuk menjadi personel Oasis untuk menggantikan "Bonehead" diposisi gitar. Tahun 2000, "Standing on the Shoulder of Giants" dirilis. Di album ini, Oasis bertransformasi total dari jati diri mereka sebelumnya yaitu Britpop lebih kearah psycedhelic dan perubahan ini terasa dibeberapa lagu mereka. Sayangnya perubahan ini justru menjadi bumerang bagi mereka. Penjualan album keempat tidak sebagus dan semulus ketiga album sebelumnya, bahkan bisa dibilang album inilah yang memiliki angka penjualan paling rendah dari semua album Oasis yang pernah ada. Album ini mengandalkan single "Go Let it Out", "Who Feels Love?", "Where Did It All Go Wrong", "Sunday Morning Call".

Tahun 2002 setelah Andy Bell bergabung menggantikan "Guigsy" diposisi bass di tahun 2001, album kelima Oasis "Heathen Chemistry" dirilis. Disini, Oasis benar - benar kembali menghidupkan nuansa indie rock yang kental di tiga album pertama mereka. Satu hal yang spesial dari album ini adalah Oasis benar - benar memproduseri album ini, serta untuk pertama kalinya semua personel Oasis terlibat untuk menciptakan lagu yang sebelumnya notabene Noel menjadi pencipta lagunya. Jadi bisa dibilang, "Heathen Chemistry" adalah album potensional Oasis sepanjang sejarah. Sayangnya, nasib album ini sama seperti sebelumnya. Meski dengan sedikit embel - embel mereka meproduserinya sendiri, namun ternyata itu tak cukup membuat album ini sukses besar.

Awal 2004, Oasis terpaksa kehilangan lagi personel mereka yaitu Alan White sebagai posisi drummer, padahal saat itu Oasis akan memulai proses pengerjaan untuk album keenamnya. Akhirnya beberapa bulan posisi drummer Oasis pun kosong. Sampai suatu hari, Zak Starkey drummer The Who yang juga merupakan anak dari drummer the Beatles, Ringo Starr masuk untuk menjadi drummer Oasis. Namun, Zak tidak menjadi anggota resmi dari band Oasis sehingga Oasis berformasi 4 orang. Tahun 2005, album "Don't Believe the Truth" dirilis. Aransemennya sendiri pun berubah. Di album ini, Oasis mengaransemen musiknya hampir sama dengan musik the Beatles meski ada campuran rock yang masih kental di album ini. "Don't Believe the Truth" mendapatkan kembali respon positif yang memang sudah jarang sejak album "Be Here Now".

Tahun 2007, Oasis meluncurkan single "Lord Don't Slow Me Down" yang juga bersamaan dengan peluncuran DVD dengan judul yang sama. Untuk DVD nya sendiri berisi dokumentasi tour mereka untuk album terbarunya "Don't Believe the Truth Tour". Pada tahun yang sama pula, Oasis memberi konfirmasi bahwa Zak Starkey akan kembali menjadi drummer untuk album selanjutnya.

Tahun 2008, Oasis meluncurkan karya terbaru sekaligus terakhirnya "Dig Out Your Soul". Zak sendiri hanya mengisi posisi drummer untuk 10 lagu dari 11 lagu. 1 lagunya diisi oleh Noel Gallagher menjadi drummer, hal itu menurut saya hal yang kurang wajar. Namun aransemen di album ini saya rasa hampir sama dengan album "Standing on the Shoulder of Giants" yang kental akan musik "psycedhelic rock". Namun anehnya, nasib album ini tidak seperti "Standing on the Shoulder of Giants" yang memiliki aransemen hampir mirip, bahkan beberapa kritikus bilang bahwa album ini adalah salah satu album Oasis terbaik yang pernah dibuat.

Tahun 2009, merupakan akhir bagi Oasis. 28 Agustus 2009, mereka akan memulai konser tournya di Prancis. Namun sebelum konser dimulai, Liam dan Noel terlibat konflik internal yang berujung Liam menghancurkan gitar Noel. Akhirnya konser pun di batalkan. Beberapa menit setelah konflik tersebut, Noel memberi pernyataan pada fans nya bahwa dirinya keluar dari Oasis. Pernyataan tersebut ditampilkan di situs resmi Oasis dalam kurun waktu 2 jam setelah pemberitahuan resmi.

Tahun 2010, Oasis merilis album kompilasi terbaiknya "Time Flies... 1994-2009" yang berisikan lagu - lagu terbaik Oasis sepanjang kariernya. Hal tersebut merupakan inisiatif dari Noel sendiri yang dirinya diminta banyak penggemar untuk merilis album kompilasi terbaik.

Saat ini, seluruh anggota Oasis tersisa melanjutkan kariernya lewat grup musik Beady Eye yang saat ini sudah bubar, dan Noel Gallagher sendiri sibuk dengan proyek solonya. Bahkan album kedua solo Noel sendiri akan dirilis awal Maret nanti.

Saat ini, Oasis sibuk dengan merilis 3 album awal Oasis berbentuk deluxe edition. 2 album awal Oasis sudah dirilis dalam bentuk deluxe edition dan album "Be Here Now" deluxe edition rencananya akan dirilis 2015.

Suede

Mungkin band ini menjadi band britpop yang berbeda dan aneh yang pernah saya dengar. SUEDE. Band ini mungkin agak asing didengar ditelinga, namun bagi orang yang hidup di jamannya mungkin sudah tahu band satu ini dengan ciri musik yang keras dengan suara vokalis yang mungkin mirip dengan "cewek".

Suede dibentuk tahun 1989 di London, Inggris. Di Amerika sendiri band ini dikenal dengan "The London Suede". Band ini pada awal didirikannya digawangi oleh Brett Anderson sebagai vokalis, Justine Frischmann yang kebetulan saat itu masih menjadi pacar Brett Anderson sebagai gitaris, Bernard Butler sebagai gitaris, Mat Osman yang personel tertinggi sebagai bassis, dan Simon Gilbert sebagai drummer.

formasi awal Suede (foto 1994)
 Tak lama setelah band ini di bentuk, tahun 1991 band ini memecat Justine Frischmann karena tidak datang di latihan band dengan menunjukkan foto mesra nya dengan pacar barunya, Damon Albarn yang tak lain adalah vokalis band britpop saingannya, Blur. Akhirnya Suede konsisten dengan 4 personel hingga album perdananya, "Suede" keluar di tahun 1993. Album ini mendapat respon positif dari para pendengarnya. Aransemennya sendiri kental akan suasana "glam rock" meski tidak sama persis dengan Bon Jovi. Mungkin ini adalah "glam-rock" terkalem yang pernah saya dengar.

Tahun 1994, album keduanya "Dog Man Star" keluar. Dan hal itu benar - benar mengubah persepsi pendengar, termasuk saya. Album ini benar - benar memiliki aransemen yang berbeda dari album pertama dan terkesan album ini sedikit "dark". Namun album ini benar - benar mencampur beberapa esensi, "glam rock", "slow", dan "orchestra". Jadi saya rasa, "Dog Man Star" bisa dibilang adalah album masterpiece Suede yang pernah dibuat.

Sayangnya, disaat rekaman album "Dog Man Star" hampir selesai, Bernard Butler sebagai gitaris keluar dari Suede setelah bersitegang dengan Brett Anderson. Jadi kita akan mendengar beberapa lagu di album "Dog Man Star" dengan gitar yang tidak segarang Butler main gitarnya. Beberapa hari sebelum "Dog Man Star" dirilis, Suede mendapatkan pengganti Butler yaitu Richard Oakes yang menjadi anggota termuda di Suede hingga saat ini. Jadi, dibeberapa video klip single "Dog Man Star" kita akan melihat Oakes bermain di posisi gitar.

formasi Suede setelah Oakes dan Codling bergabung
Awal 1996, Suede menerima 1 anggota baru lagi bernama Neil Codling untuk mengisi posisi keyboard dan gitar. Neil Codling sendiri merupakan adik dari drummer Suede, Simon Gilbert. Setelah itu, Suede langsung memulai rekaman untuk album ketiganya. Dengan formasi 5 orang, "Coming Up" keluar dengan aransemen yang berbeda dari album sebelumnya dan terkesan hampir sama dengan album perdananya. Mungkin album "Coming Up" adalah album Suede yang paling saya suka & yang terbaik Suede dengan genre britpopnya.

Tahun 1997, Suede meluncurkan album kompilasi b-sides bernama "Sci-Fi Lullabies" dari beberapa single - single sebelumnya. Dan album ini mendapat respon positif dari pendengarnya.

Seiring jaman britpop sudah mulai melebur, Suede mulai berani tampil beda. Itu terbukti di tahun 1999, Suede meluncurkan album "Head Music". Di album ini pula, produsernya pun berganti. Kalau 3 album sebelumnya produsernya adalah Ed Buller, album ini salah satu produsernya adalah Flood yang juga pernah menjadi produser album U2, "Pop". Maka dengan gantinya produser, aransemennya pun berubah. Kalau 3 album awalnya mereka kental dengan rock, maka album ini kental akan unsur electro meski beberapa lagunya masih kental dengan britpop. Namun, Suede sendiri bilang bahwa "Head Music" adalah album yang memiliki proses rekaman yang cukup sulit. Karena vokalisnya sendiri sudah terjerumus dengan narkoba kokain dan Neil Codling sendiri didiagnosa penyakit kelelahan yang cukup serius.

Tahun 2001, Codling memutuskan untuk keluar dari band ini, karena alasan kesehatan yang cukup serius sejak rekaman album "Head Music". Akhirnya proses album kelima sempat tersendat, hingga mereka mendapatkan penggantinya yaitu Alex Lee sebagai gitaris. Album kelima Suede, "A New Morning" dirilis tahun 2002. Album ini bisa dibilang sebagai album dengan proses rekaman terpanjang dari semua album Suede yang ada, yaitu dari tahun 2000 hingga 2002. Album ini pun kembali menggantikan produsernya, yaitu Stephen Street yang tak lain adalah produser untuk 5 album Blur. Aransemennya sendiri benar - benar berbeda dari album Suede sebelumnya yang jauh lebih kalem. Jadi saya bilang, bahwa album "A New Morning" adalah album terkalem dari Suede.

formasi Suede tahun 2002
 Suede sempat mengguncang Indonesia pada Januari 2003 untuk promosi album kelima mereka. Bulan Oktober 2003, mereka mengeluarkan album kompilasi mereka, "Singles" dengan tambahan 2 lagu baru yaitu "Attitude" dan "Love the Way You Love". Namun pada tanggal 5 November 2003, Brett Anderson memberi keputusan bahwa Suede tidak dapat melanjutkan lagi rekaman hingga waktu yang tidak ditentukan.

Suede tahun 2010
 7 tahun Suede bubar, dan secara mengejutkan pada tahun 2010, Suede kembali dibentuk. Formasi nya pun kembali orisinil dari album "Coming Up" dengan penampilan yang sudah berbeda dari Suede dahulunya. Brett sendiri sudah "jaim" (jaga image) dan Oakes sendiri rambut dahulunya "gondrong", sekarang terlihat lebih rapi. Kembalinya Suede di dunia musik ditandai dengan konser mereka untuk penggalangan dana di Royal Albert Hall. Tahun 2011, Suede kembali meluncurkan ulang 5 album awal mereka dengan beberapa tambahan lagu dan b-sides, serta video khusus proses pengerjaan kelima album Suede.

Tahun 2013, Suede benar - benar "back to the game" dengan peluncuran single "Barriers" yang pada akhirnya ada di album keenam mereka "Bloodsports". Album ini, Suede benar - benar kembali ke jati diri mereka sebagai band rock. "Bloodsports" sendiri menggabungkan beberapa esensi terbaik dari 2 album Suede "Dog Man Star" dan "Coming Up". Album ini secara otomatis kembali mendapat respon positif dari para pendengarnya.

Di tahun 2015, Suede mengeluarkan sebuah trailer dari sebuah film "Night Thoughts" yang ternyata itu adalah nama album untuk album ketujuhnya. Dan film tersebut ditayangkan di London pada bulan November 2015, dan film ini dijadikan salah satu strategi pasar untuk memasarkan album ini meski tidak luas, serta background video untuk tur album mereka kedepannya.

Di tahun 2016, akhirnya Suede mengeluarkan album ketujuhnya, "Night Thoughts". Di album ini, Suede mencoba untuk memasukkan film nya di DVD yang sebenarnya bukanlah hal baru karena band U2 juga pernah merilis film seperti ini berjudul "Linear" untuk album "No Line on the Horizon" di tahun 2009. Suede di album ini kembali melakukan hal yang bisa dibilang benar-benar diluar dugaan saya ketimbang album sebelumnya. Bisa dibilang album ini adalah adik dari "Dog Man Star" karena secara aransemen hampir mirip seperti album tersebut. Dan bisa dibilang album ini dengan perpaduan film yang sudah saya lihat trailer nya dan itu luar biasa filmnya, maka saya sulit untuk bisa mencela album ini, karena secara keseluruhan album tersebut menjadi salah satu album "masterpiece" Suede yang pernah dibuatnya.

Sekian dari info Suede ini, mudah - mudahan bisa tahu sejarah tentang band eksentrik asal Inggris ini. Thanks & Cheers.....

Radiohead

SUPER !!! Salah satu kata yang bisa memberi gambaran betapa hebatnya band ini. Dia adalah RADIOHEAD. Band ini menurut saya adalah band yang paling fenomenal dan paling "berani" di jamannya karena mereka menyuguhkan yang berbeda dibanding band lainnya. Pada awalnya, saya agak canggung mendengar nama Radiohead meski sudah cukup asing nama itu di telinga saya. Namun setelah saya mendengarkannya, rasanya luar biasa. Mungkin orang yang bisa mengerti musik Radiohead adalah orang yang benar - benar cerdas dalam mendengarkan musik, karena sebagian besar lagu mereka kita harus berpikir keras untuk bisa bilang bahwa musik Radiohead luar biasa.

Radiohead sendiri dibentuk pada tahun 1985 di Oxfordshire, Inggris dengan anggota Thom Yorke di posisi vokalis, duo Greenwood bersaudara Jonny Greenwood di posisi gitaris dan Colin Greenwood di posisi bassis, Ed O'Brien di posisi gitaris dan Philip Selway di posisi drummer. Formasi tersebut masih solid hingga saat ini.

logo official Radiohead
 Di awal kemunculannya, mereka bisa dibilang kurang sukses dengan single "Creep" yang bisa dibilang salah satu single Radiohead yang paling diingat banyak orang hingga saat ini, hingga suatu hari album perdana mereka "Pablo Honey" dirilis pada tahun 1993, seketika semuanya berubah. Band ini langsung dikenal banyak orang bahkan single "Creep" yang pada saat pertama muncul bukan apa-apa, tiba-tiba langsung melonjak dan dikenal hingga saat ini. "Pablo Honey" sendiri dalam hal komposisi musik memang dibilang ala-kadarnya sebagai band alternative rock, namun yang istimewa dari album ini adalah adanya unsur grunge dan aransemen grunge nya hampir mendekati dengan Nirvana yang pada saat itu juga dalam masa emasnya. Dan pada saat itu, Radiohead dikenal sebagai "Nirvana versi Inggris".

Setelah Nirvana bubar, Radiohead berinisiatif untuk tidak melanjutkan genre grunge mereka yang kental di album pertama. Album kedua Radiohead, "The Bends" yang dirilis pada tahun 1995, benar - benar Radiohead tampil apa adanya sebagai band alternative rock. Namun album ini tetap mendapat respon positif dari banyak pendengar musik, bahkan bisa dibilang "The Bends" benar - benar mengulang kesuksesan mereka dari album "Pablo Honey". Bisa dilihat dalam lagu "Planet Telex", "Bones", "The Bends" dan "Sulk" benar - benar Radiohead menyajikan apa adanya sebagai band rock alternative tanpa muluk - muluk menampilkan musik grunge lagi.

Tahun 1997, adalah masa emas Radiohead berjaya. Kali ini Radiohead benar - benar tampil berbeda sebagai band rock alternative di jaman itu. Hal tersebut terbukti dengan keluarnya album ketiga mereka "OK Computer" langsung dengan cepat mendapat respon positif dari banyak pendengar bahkan mengalahkan dua album mereka sebelumnya. Dalam album ini, Radiohead kental dengan unsur genre "experimental rock" yang pada saat itu hampir jarang ada band yang berani memakai genre yang hitungannya cukup kompleks. "OK Computer" adalah salah satu album Radiohead paling bersejarah dan selalu diperbicarakan jika terkait dengan album manapun yang terbaik.

Mengikuti kesuksesan "OK Computer", para pendengar tampaknya sudah tidak sabar menunggu kelanjutan cerita sukses dari Radiohead. Ini memang hal yang wajar, karena para pendengar jika sudah mendengarkan 1 kali dan itu memang luar biasa sudah di pastikan para pendengar akan selalu menunggu kejutan lain dari satu band itu sendiri (dalam kasus ini yang dimaksudkan Radiohead). Dan itu tidak terjadi dengan Radiohead, album keempat mereka yang bertitle "Kid A" benar - benar berbeda dari "OK Computer". Di album ini, para pendengar akan sedikit disuguhkan dengan genre jazz dan electro, meski di beberapa lagu ada aransemen ala "OK Computer" yang masih terasa. Namun mereka meminimalisir sound dari gitar. Dalam hal suguhan genre baru mereka, itu terbukti dari lagu "Idioteque" yang benar - benar menyuguhkan unsur electro. Dari semua album Radiohead yang pernah dirilis, saya rasa Kid A adalah album yang asyik untuk didengar, meski hingga saat ini tidak ada single official yang mereka rilis.

Pada tahun 2001, Radiohead kembali dengan "Amnesiac" sebagai album kelima mereka. Lagu - lagu yang ada di album "Amnesiac" sendiri direkam bersamaan dengan album "Kid A", jadi wajar kalau ada aransemen yang hampir sama dengan "Kid A" meski di album ini mereka mengaransemen dengan sedikit "halus" dan tidak terasa garang. Album "Amnesiac" sendiri saya bilang adalah "adik" dari "Kid A". Ini memang hal yang tidak wajar karena sebuah band memiliki jurus dalam pemasaran dengan 2 album sekaligus. Dan itu BERHASIL.

Tahun 2003, mereka kembali dengan "Hail to the Thief" sebagai album keenamnya. Mengulang kesuksesan "Amnesiac", mereka kembali dengan jati diri mereka sebagai band "eksperimental". Dan album ini benar - benar tidak adanya unsur jazz dan electro. Namun album ini dalam hal aransemen, sangat berbeda dari "OK Computer". Aransemen di album ini lebih "ceria" meski tidak meninggalkan unsur experimental yang menjadi hal utama di album ini.

Vakum 4 tahun membuat Radiohead "gatel" untuk mengeluarkan lagi album baru. "In Rainbows" yang dirilis tahun 2007 menjadi jawaban bagi para pendengar. Di album ini, Radiohead kembali menampilkan ala-kadarnya sebagai band experimental. Bahkan, aransemen musiknya sama dengan album "Hail to the Thief". Namun album ini saya nobatkan sebagai album yang cukup enak untuk di dengar.

Tahun 2011, menjadi momentum tepat untuk Radiohead mengeluarkan album kedelapan sekaligus terakhir hingga saat ini. "The King of the Limbs" menjadi jawaban kalau Radiohead belum kering ide. Album ini memiliki aransemen yang bisa dibilang sama dengan album "Amnesiac", meski masih adanya unsur dari album sebelumnya.

Mungkin ini yang bisa saya kasih tahu tentang Radiohead, semoga bisa menjadi info untuk cari tahu tentang Radiohead. Thanks & Cheers......

Rabu, 18 Februari 2015

Linkin Park

Linkin Park mungkin bisa dibilang menjadi salah satu band pamungkas yang sukses dengan aliran Nu-Metal di era 2000-an. Namun mereka saat ini memiliki rival yang kebetulan memiliki genre yang sama, yaitu Limp Bizkit yang memulai kariernya terlebih dahulu ketimbang Linkin Park.

Linkin Park sendiri dibentuk pada tahun 1996 (pada saat itu bandnya masih bernama Xero) dengan formasi Mark Wakefield sebagai vokalis, Mike Shinoda sebagai rapper dan gitaris, Brad Delson sebagai gitaris, Dave "Phoenix" Farrel sebagai bassis, dan Rob Bourdon sebagai drummer. Namun pada tahun 1998, Dave memutuskan untuk keluar dari Xero (pada saat itu) karena ingin kembali dengan band lamanya, Tasty Snax.

Kemudian pada tahun yang sama pula, band ini mengubah namanya dari Xero menjadi Hybrid Theory, alasannya karena Xero sendiri sudah dipakai oleh band lain. Pada tahun 1999, Mark Wakefield memilih untuk keluar dari band karena ingin mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Dan akhirnya posisi Mark diisi oleh Chester Bennington hingga saat ini dan namanya pun berubah menjadi Linkin Park. Linkin Park sendiri namanya diambil dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Dan pada tahun yang sama mereka mengeluarkan versi EP (Extended Play) dari Hybrid Theory, meski beberapa kali banyak perusahaan label menolak album ini. Joe Hahn sebagai DJ akhirnya pun bergabung dengan band ini.



Formasi awal Linkin Park

Pada tahun 2000, adalah masa emas bagi Linkin Park karena untuk pertama kalinya mereka membuat album sendiri dengan nama Hybrid Theory. Dan album ini sukses di pasar berkat beberapa lagu mereka seperti "Papercut", "One Step Closer", "A Place for My Head", "In the End" yang meraih sukses lebih untuk album ini. Dan saya rasa, album Hybrid Theory ini bisa dibilang sebagai masa emas Linkin Park yang murni dengan aliran Nu-Metal, karena komposisi lagunya sendiri tidak main-main, memang liriknya tidak se-agresif Limp Bizkit namun musik Linkin Park di album ini terhitung ala-kadarnya sebagai band Nu-Metal.

Pada tahun 2001, Dave memutuskan untuk kembali ke Linkin Park. Dan pada tahun itu pula, Linkin Park memulai tur mereka untuk album pertama, Hybrid Theory tour. Pada saat mereka sedang melakukan tur, beberapa produser me-remix ulang lagu - lagu mereka di album Hybrid Theory dan akhirnya dirilis album bernama "Reanimation" pada tahun 2002.

Pada 2003, mereka muncul kembali dengan album kedua mereka "Meteora", dan bisa dibilang album ini adalah momentum Linkin Park dalam kesuksesan mereka sepanjang karier. Karena, beberapa lagu di album mereka seperti "Numb" dan "Somewhere I Belong" menjadi hits di beberapa negara termasuk Indonesia. Dan di album ini, mereka sedikit bermain dengan genre baru. Itu terbukti di lagu "Nobody's Listening", mereka mengusung genre electro. Dan saya rasa, album "Meteora" adalah album terbaik & tersukses sepanjang karier Linkin Park.

Pada 2004, mereka menggandeng rapper Jay-Z atas permintaan dari MTV. Collision Course adalah album kolaborasi Linkin Park dengan Jay-Z yang berisi lagu - lagu remix dari album "Hybrid Theory" dan "Meteora" serta dari album solo Jay-Z sendiri. Dan album ini mendapatkan penghargaan Grammy Award sebagai "Lagu Rap Terbaik" dan "Kolaborasi Terbaik".

Pada tahun 2007, mereka kembali meluncurkan album ketiga nya "Minutes to Midnight", disini mereka benar-benar bermain dengan genre electro mereka, meski beberapa lagu dari album ini masih kental dengan genre Nu-Metal. "Given Up" adalah salah satu lagu tersukses di album ini benar - benar menyajikan suasana yang berbeda dari lagu - lagu mereka sebelumnya. "Minutes to Midnight" mungkin menjadi salah satu album Linkin Park dimana mereka menyajikan yang berbeda dibandingkan 2 album mereka sebelumnya.




Kesuksesan mereka berlanjut hingga tahun 2010 mereka kembali dengan karya terbaru mereka "A Thousand Suns". Disini lah benar - benar momentum dimana Linkin Park sudah mulai berbeda dibandingkan 3 album sebelumnya. Di album ini, mereka benar - benar menyajikan lagu - lagu dengan genre electro rock dan tidak ada satupun lagu di album ini yang masih kental dengan genre Nu-Metal murni. Di album ini pula, Linkin Park bereksperimen lagunya dengan menyertakan suara pidato, salah satunya dari pidato "Marthin Luther King, Jr.". Saya rasa album ini adalah album Linkin Park yang sangat berbeda dari album terdahulu mereka, karena konsepnya benar - benar electro murni tanpa adanya "campuran" dari genre Nu-Metal.

Meski penjualannya tidak sebagus 3 album sebelumnya, tampaknya Linkin Park tidak mau menyerah. Pada tahun 2012, mereka merilis album kelima mereka "Living Things". Disini lah mereka masih konsisten dengan genre electro rock nya namun dengan menambah sedikit genre EDM (Electronic Dance Music). Di album ini, ada 1 lagu yang menurut saya yang masih agak sedikit nge-rock, yaitu "Victimized". Kalau anda perhatikan lagunya, masih kental adanya suara drum murni tanpa adanya suara dari drum mode hip-hop, begitupun gitarnya yang masih murni dengan gitar rekaman biasa tanpa adanya ubahan menjadi electro."Living Things" mungkin menjadi salah satu album electro Linkin Park terbaik yang saya pernah dengar.

Di tahun 2013, mereka meluncurkan album remix kedua mereka "Recharged". Di album ini, mereka menambahkan 1 lagu baru yaitu "A Light That Never Comes" yang berkolaborasi dengan Steve Aoki. Disini, Linkin Park me-remix 10 lagu dari "Living Things". Album ini benar - benar EDM murni dengan dub-step yang menghentak di setiap lagunya. Remix di "Recharged" ini sama sekali berbeda di bandingkan dengan "Reanimation" yang masih kentara dengan unsur electro rock nya.

Album keenam ini dirilis pada tahun 2014, berjudul "The Hunting Party". Disinilah mereka benar - benar kembali dengan genre rock mereka yang sudah lama menghilang sejak album "Minutes to Midnight". Album ini pun juga disambut meriah oleh penggemar Linkin Park sendiri, terutama mereka yang sudah "kangen" dengan genre rock murni dari Linkin Park. Di album ini, mereka benar - benar memakai genre rock modern dan aransemennya berbeda dengan album pertama mereka. Dan di album ini pula, 2 anggota Linkin Park (Mike Shinoda dan Brad Delson) benar - benar memproduseri nya sendiri tanpa adanya bantuan dari produser Rick Rubin yang sudah bersama sejak 3 album mereka sebelumnya, meski dalam bagian mixing masih tetap konsisten dengan Andy Wallace sejak awal mereka berkarier
. Di album ini, mereka menggandeng banyak musisi - musisi terkenal, seperti rapper legendaris, Rakim, Tom Morello, dan Daron Malakian. "The Hunting Party" benar - benar saya bilang sebagai "Better Back".

Di 2017, Linkin Park akhirnya kembali dengan album terbaru mereka berjudul "One More Light" dengan mengandalkan single "Heavy" yang berkolaborasi dengan penyanyi pendatang baru, Kiiara. Album ini bisa dibilang cukup kontroversial dari segi aransemen dan genrenya yang benar-benar cenderung electro-pop. Dan ini menjadi sedikit kesedihan terbesar terutama dari para fans Linkin Park yang tentu saja menginginkan sentuhan rock di album teranyar ini, dan hasil review pun turun sangat signifikan, bahkan dengan skor review terendah dari semua album Linkin Park yang pernah ada.

2 bulan setelah album "One More Light" keluar, tepatnya 20 Juli 2017 sebuah berita mengejutkan datang dari band ini. Sang vokalis, Chester Bennington meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya di Los Angeles. Kematiannya ini tepat 1 jam setelah Linkin Park mengunggah video terbaru dari salah satu single di album "One More Light" berjudul "Talking to Myself". Karena kematiannya, seluruh fans Linkin Park dari seluruh dunia pun ikut berduka atas kematiannya yang menggegerkan dunia maya, dan video "Talking to Myself" pun menjadi trending topic serta dibanjiri dengan komentar berduka. Dan karena kematiannya, sisa jadwal Tour untuk mempromosikan album ini yang sudah berjalan selama 1,5 bulan pun dibatalkan, dan pihak promotor dari Tour ini akan mengembalikan seluruh tiket yang telah dipesan.

Salah satu penyebab kematiannya karena beberapa tahun belakangan, Chester Bennington sedang berjuang untuk lepas dari keterikatan narkoba dan obat - obatan terlarang yang sudah akrab selama beberapa tahun. Serta hal yang paling unik dari dibalik kematiannya yaitu tanggal kematian Chester pun sama dengan tanggal kelahiran dari Alm. Chris Cornell, vokalis dari band Audioslave dan Soundgarden. Bukan tanpa sebab, Chester yang sangat dekat dengan Chris Cornell ini merasa sangat kehilangan atas kematian Chris Cornell yang meninggal juga dengan gantung diri pada 18 Mei 2017. Mungkin saja untuk menghargai Chris, Chester pun juga meninggal dengan cara yang sama dan di tanggal ulang tahun dari Chris.

Sekian dari blog ini mudah - mudahan bagi fans Linkin Park di Indonesia bisa tahu perjalanan Linkin Park dari awal hingga saat ini. Trima kasih & Cheers......